Senin, 12 November 2012

Indonesia Contoh Demokrasi Negara Berkembang


Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak menyatakan  Indonesia merupakan contoh yang menginspirasi demokrasi bagi negara-negara berkembang dan menjadi model bagi demokrasi Islam.

“Untuk hal itu, demokratisasi Indonesia dipuji sebagai bukti nyata bahwa demokrasi lebih baik dari pada kediktatoran dan kekerasan dalam menjamin kesejahteraan serta keamanan dan menjamin kebebasan beragama maupun hak azasi wanita,” kata Presiden Lee Myung-bak dalam pidatonya pada pembukaan “Bali Democracy Forum” (BDF) V di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mampu membawa demokrasi Indonesia dan menciptakan harmoni kepada masyarakat.

Menurut dia, 20 tahun lalu banyak kalangan menilai, Indonesia sulit menjadi negara yang demokratis. Namun kenyataannya, Ia mengatakan Indonesia mampu keluar dari konflik politik dan sosial yang awalnya sulit untuk dikendalikan, dan kini menjelma menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan kondisi demokrasi yang cukup stabil. “Apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia mendukung demokrasi sebagai sistem politik,” ujar Lee.

Sementara itu memasuki tahun kelima BDF, lanjut Lee Myung-bak, forum politik dan demokrasi tahunan itu telah menempatkan demokrasi sebagai agenda strategis dalam perkembangan di abad 21 ini.

Ia mengemukakan bahwa, prospek demokrasi di Asia pada abad ini telah tumbuh dengan semangat yang besar untuk membangun demokrasi yang lebih matang.

Lee menyebutkan, kemajuan yang dialami salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yakni Myanmar yang kini tumbuh dengan demokratisasi melalui pemilihan umum yang dinilainya demokratis tahun 2012.

Dia mengatakan bahwa, salah satu tema yang diangkat dalam BDF kali ini sangat tepat yakni mengenai isu hak azasi manusia. “Pemerintahan yang lebih transparan, pemilu yang demokratis, penegakan hukum yang jelas, perlindungan hak wanita dan kaum minoritas serta toleransi kebebasan beragama merupakan tren yang amat besar tahun ini,” ungkapnya.

Korea Selatan pada BDF V kembali menjadi ketua pendamping atau “co-chair” bersama dengan Australia.

Forum politik dan demokrasi ini dihadiri ribuan delegasi dari 83 negara di kawasan Asia Pasifik dan dihadiri sembilan kepala negara dan kepala pemerintahan di antaranya Indonesia, Korea Selatan, Australia, Timor Leste, Iran, Papua Nugini, Afganistan, Turki, Brunei Darussalam, serta dua wakil kepala pemerintahan dari Singapura dan Nepal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar