Senin, 12 November 2012

Semangat Jihad Kerap Disalahgunakan


Dewasa ini, semangat jihad kerap disalahgunakan oleh kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab. Kelompok ini selalu mengidentikan jihad dengan qital. Wacana ini mengemuka dalam bedah buku berjudul “Jaihad Paling Syar’I” yang digelar PC GP Ansor di Surabaya.

Hadir dalam bedah buku tersebut penulis buku “Jihad Paling Syar’I” Gugun el Guyani dan Riyadi Ngasiran dari Lesbumi NU.

Menurut Gugun el Guyani, semangat jihad banyak diartikan dengan perbuatan anarkis untuk memerangi sesuatu yang tidak perlu. Padahal, Revolusi Jihad yang dikeluarkan ulama pada perang kemerdekaan (10 November 1945) memiliki relevansi dengan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebelum dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) oleh Ir Soekarno dan Bung Hatta, kata Gugun, para ulama NU telah lama menggelorakan perlawanan terhadap kaum penjajah di negeri ini. “Saya bisa katakan bila dalam kurun waktu 67 tahun lebih, sejarah yang dipelajari masyarakat Indonesia adalah salah fatal. Namun semangat itu kemudian disalahgunakan kelompok-kelompok tertentu untuk memerangi orang atau kelompok yang tidak sepaham,” ungkapnya.

Karena itu, kata dia, spirit jihad NU perlu dikobarkan kembali di tengah rapuhnya kedaulatan bangsa sehingga maka kolonialisasi gaya baru yang belakang muncul di tanah air dapat dicegah.

Ketua Panitia Bedah Buku, H Hasyim Asyari mengatakan, pada dekade tahun 2000 terdapat banyak aliran yang menyalahgunakan makna dan maksud kata jihad. Padahal, kata dia, jika penempatan jihad itu salah akan memiliki efek negatif yang luar biasa. Masyarakat bisa seenaknya melakukan jihad dengan mengatasnamakan agama.

“Jihad yang dimaksudkan oleh NU beda dengan jihadnya para teroris. Hal inilah yang akan dikupas dalam buku resolusi jihad paling syari siang ini,” kata pria yang juga menjadi Wakil Ketua GP Ansor Surabaya itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar