Senin, 24 September 2012

Mahasiswa dan Pemuda ikuti Pelatihan Anti-Teror


Pelatihan antiteror dan radikalisme digelar oleh Badan Nasional Pengaggulangan Teroris (BNPT) di Malang. Acara ini terselengara bekerjasama dengan Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang. Kegiatan yang diikuti 55 orang peserta ini dimulai pada 21 September 2012 dan berlangsung hingga hari ini, Minggu, 23 September 2012.

Salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Hilman Wadjdi, menjelaskan bahwa para peserta pelatihan terdiri dari mahasiswa, takmir masjid, dan forum komunikasi antarumat beragama. “Mahasiswa dan pemuda berperan penting menanggulangi terorisme,” kata Hilman, Minggu, 23 September 2012.

Sekretaris International Conference for Islamic Scholars, Kiai Haji Hasyim Muzadi, mengatakan teror dan radikalisme telah menjadi tamparan keras bagi pemerintah Indonesia. “Indonesia selama ini dikenal sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam yang moderat,” ujar Hasyim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam.

Menurut Hasyim, aksi radikalisme muncul sejak era reformasi. Negara semakin terbuka sehingga semakin bebas, termasuk dalam kegiatan belajar agama. Tak disadari ternyata banyak umat muslim berguru agama kepada tokoh Islam yang memiliki faham radikalisme.

Dampaknya, kata Hasyim yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU itu, mereka melakukan aksi terorisme di tanah air dan korbannya pun sebagian umat muslim.

Radikalisme di Indonesia, kata Hasyim pula, masih tumbuh dan berkembang serta sulit diberantas. Tak cukup memenjarakan atau menghukum pelaku terorisme, tapi juga harus mengubah pemikiran mereka agar kembali kepada ajaran Islam yang damai dan toleran.

Hasyim menjelaskan bahwa pemahaman tentang Islam yang damai dan toleran juga harus dilakukan kepada remaja dan pemuda agar mereka tak mudah terjebak dan ikut ajaran Islam radikalisme. Apalagi pelaku teror sejak lama mendekati kaum terdidik, mahasiswa, dan pemuda. “Mata rantai radikalisme harus diputus,” ucapnya.

Pemahaman antiteror dan antiradikalisme, menurut Hasyim, bertujuan untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara yang damai dan tenteram. Pada awal kemerdekaannya, Indonesia terbentuk dari beragam jenis suku, agama, ras, dan etnis. Tidak banyak gejolak dan ancaman keamanan karena ideologi Pancasila menjadi pemersatu rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar