Senin, 24 September 2012

Struktur Jaringan Teroris Baru Sangat Acak


Struktur jaringan teroris baru saat ini sangat acak. Demikian penilaian Indonesian Police Watch. Hal tersebut berimbas pada sulitnya upaya polisi untuk menelusuri dan memutus mata rantai kelompok-kelompok tersebut.

“Lihat saja kelompok teror di Beji, Depok, yang merupakan anggota teroris baru yang belum berpengalaman,” kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, Ahad, 23 September 2012. Para pemain baru ini juga masih ceroboh sehingga banyak terjadi kesalahan dalam perakitan bom. Muhammad Thorik, misalnya, gagal merangkai bom sehingga rakitan tersebut mengeluarkan asap di rumahnya, Tambora, Jakarta Barat.

Kegagalan juga terjadi pada Anwar –anggota komplotan Thorik, saat bom yang dirakit di kontrakan Beji justru meledak dan menyebabkan kematian Anwar beberapa hari kemudian di Rumah Sakit RS Polri Dr. Sukamto, Kramat Jati.

Sabtu, 22 September 2012, polisi menangkap delapan orang tersangka teroris di Solo. Salah satunya diduga sebagai Amir kelompok Thorik yaitu tersangka Baderi. Dia diduga menyiapkan bom selama empat bulan.

Baderi dan tujuh temannya sendiri diduga sebagai buron tersangka teroris yang mengikuti pelatihan militer di Poso. Penangkapan Baderi terjadi berkat kesaksian Thorik, Naim, dan Mujib.

“Mata rantai struktur ini masih sulit diputus aparat keamanan, sehingga aksi sporadis kerap bermunculan,” kata Neta.

Sumber: Tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar