Senin, 20 Agustus 2012

‘Pake’ Bahasa Asing itu ‘Nggak’ Nasionalis? Siapa Bilang!


Setiap tanggal 17 Agustus, nasionalisme seakan menjadi api yang membakar gelora tiap orang Indonesia. Salah satu gelora nasionalisme diwujudkan lewat penggunaan bahasa nasional secara baik dan benar. Tapi jika hal itu digunakan sebagai dalih untuk enggan belajar bahasa asing, jelas sesuatu yang salah kaprah.

Kaum nasionalis di masa awal kemerdekaan bisa dijadikan contoh bagaimana bahasa asing adalah sesuatu yang akrab dan menjadi percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa asing di antara mereka bukanlah karena mereka “tidak nasionalis”, melainkan lantaran penguasaan mereka yang mendalam atas bahasa asing itu.

Bung Karno bisa dijadikan contoh terbaik bagaimana penguasaan bahasa asing merupakan hal yang bermakna penting. Ia adalah seorang polyglot (orang yang menguasai berbagai bahasa), yang punya gairah tersendiri terhadap bahasa asing. Dalam pidato-pidatonya, ia sering sekali menyitir berbagai ungkapan berbahasa asing. Ia juga sangat antusias untuk urusan bahasa Inggris. Bahkan, ia pernah mengungkapkan bahwa dalam mimpi tidurnya, ia selalu bercakap menggunakan bahasa Inggris.

Dalam momentum Hari Kemerdekaan ini, kita perlu menyadari betapa berartinya menguasai suatu bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Para founding father telah memberi teladan yang baik tak hanya bagaimana mereka memaknai nasionalisme secara lebih luas, tapi juga tentang pentingnya penguasaan bahasa Inggris. 

Sumber: Tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar