Kamis, 21 Juni 2012

BNPT: Teroris Bermetamorfosa, Area Operasi di 5 Provinsi


Solo Jaringan kelompok terorisme di Indonesia berhasil melakukan berbagai langkah penting. Mereka bermetamorfosa dan bahkan melakukan revolusi. BNPT menilai meski secara kuantitas cenderung menurun, kualitas aksi teror semakin meningkat.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen (Pol) Petrus R. Golose, kepada wartawan di sela-sela memimpin "Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan dan Penanganan Krisis dalam Penanggulangan Terorisme" di Markas Kopassus Grup-2, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (21/6/2012).

Petrus memaparkan saat ini kelompok terorisme melakukan berbagai perubahan strategi, diantaranya mengubah pola jaringan dari kelompok besar menjadi kelompok kecil sehingga semakin sulit dipantau. Apalagi pada dasarnya jaringan terorisme menerapkan strategi asymmetrical warfare yang bisa tidak terikat pada satu zona perang sehingga bisa menyerang di area mana saja.

"Kita lihat dari segi kuantitas memang menurun, tetapi dari segi kualitas sebenarnya meningkat. Mereka melakukan metamorfosa sedemikian rupa. Bahkan ada revolusi besar dalam media yang digunakan, misalnya dalam penggalangan dana saat ini sudah menggunakan cyber space," ujarnya.

Selain itu, diketahui pula bahwa saat ini telah terjadi perubahan peta yang cukup besar. Menurut Petrus, Solo bukan lagi menjadi lokasi pusat gerakan dan pelatihan jaringan terorisme karena sudah mendapat pantauan yang ketat. Pusat gerakan dipindahkan ke Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi. Wilayah Sumatera Utara dijadikan pusat pengumpulan dana. 

"Sedangkan target operasi mereka masih tetap di Bali," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar