Rabu, 16 Januari 2013

Islam yang Toleran Bisa Jadi Perekat NKRI


Menteri Agama, Suryadharma Ali mengatakan Indonesia mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi dalam mengelola masyarakatnya yang sangat plural. Indonesia, kata dia mempunyai lebih dari 17.000 pulau, dengan ratusan bahasa, budaya, agama, dan adat istiadat. Namun, Indonesia dapat menyatukan semua itu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Perekat utamanya, salah satunya adalah kekuatan Islam. Yaitu Islam yang toleran, Islam yang berwajah kemanusiaan, dan Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Suryadharma saat menjadi pembicara di International Conference on “Islamic Studies in a Changing  World: Challenges and Opportunities” di Princess  of Songkhala University Pattani Campus, Pattani Province, Thailand, Senin (14/1/2013).

Ia menjelaskan penganut agama-agama di Indonesia memiliki dasar yang sehingga dapat bersatu dalam perbedaan. Dasar tersebut adalah kesadaran bahwa perbedaan itu fitrah. Jika tidak menerima perbedaan, maka mengingkari fitrah kemanusiaan.

“Selain itu, umat Islam Indonesia punya tiga konsep persatuan dan persaudaraan, yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariyah. Kesadaran akan fitrah kemanusiaan dan konsep persaudaraan inilah yang mendasari (masyarakat) Indonesia sehingga sampai hari ini dan seterusnya tetap bersatu dalam NKRI. Kita berbeda tetapi kita satu,” ujar Menag.

Namun, hal ini tidak berarti Indonesia tidak mempunyai konflik. Di Indonesia telah terjadi beberapa konflik, bahkan Indonesia mempunyai pengalaman terkait sejarah panjang pergulatan pemikiran yang sangat intens terkait relasi Islam dan negara.

“Alhamdulillah, Islam Indonesia telah menetapkan pilihan terbaiknya. Dengan modal seperti itu, Indonesia tepat jika dijadikan sebagai laboratorium kerukunan antar umat beragama dalam sebuah negara,” katanya.

Sumber: kemenag.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar