Selasa, 15 Januari 2013

Polda dan TNI Sulut Tutup Jalur Teroris


Tentara Nasional Indonesia (TNI) Sulawesi Utara dibawah pimpinan Komandan Korem (Danrem) 131 Santiago, Brigjen TNI Johny L Tobing dan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Brigjen Pol Dicky Atotoy berkomitmen menutup jalur masuk teroris di provinsi tersebut.

Langkah tersebut ditandai dengan pengiriman pasukan TNI di perbatasan Sulut, khususnya pulau terluar yang berbatasan dengan Filipina. Sementara Polda Sulut mengefektifkan pasukan Brigade Mobil (Brimob) di jalur darat.

“Selain pengamanan di daerah perairan kawasan terluar Indonesia, prajurit TNI juga disiagakan secara efektif di seluruh lokasi perbatasan daratan. Intinya TNI setiap saat terus melakukan tugas untuk menjaga wilayah NKRI dari berbagai ancaman kejahatan” ujar Tobing.

Sementara Kapolda Sulut menjelaskan, penjagaan di beberapa perbatasan laut, darat, dan udara tetap ditingkatkan operasinya.

“Untuk pengawasan kami melibatkan beberapa personil. Yakni anggota Brimob dan satuan kerja Polri agar sistem pengawasan dapat maksimal,” tutur Atotoy.

Menurutnya, Polda terus berupaya agar konflik yang terjadi di daerah lain tidak merembet ke Sulut.

“Memang Sulut berdekatan dengan wilayah konflik dan rentan terhadap ancaman teroris. Ada informasi yang masuk, di mana teroris mulai bergeser ke Sulut. Ini tetap kami tindaklanjuti. Operasi pengawasan terus ditingkatkan dan anggota polda sudah disiagakan di perbatasan-perbatasan,” tandas Atotoy.

Akhir pekan lalu, Danrem Tobing sudah mengirim sekitar 72 pasukan ke enam pulau terluar dan terkecil di perbatasan Sulut. Sementara Polda Sulut dan jajarannya kerap melakukan razia kendaraan di sejumlah kabupaten/kota, khususnya yang berada di wilayah perbatasan provinsi lain.

Sulut berbatasan dengan Sulawesi Tengah, wilayah di mana aksi teror kerap terjadi di Poso, salah satu kabupaten di provinsi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar