Senin, 11 Februari 2013

Bangun Kohesi Sosial Efektif Cegah Benih Konflik


Menanggapi maraknya konflik sosial yang terjadi di belahan nusantara, peneliti radikalisme Muhammad Najib Azca mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk terciptanya kedamaian.

Pertama, harus tetap ada pendekatan keamanan. Menurut Najib, dalam hal ini, aparat keamanan melakukan operasi keamanan secara intensif. Misalnya melakukan penegakan hukum secara tegas, melakukan monitoring, memaksimalkan fungsi-fungsi intelijen untuk mendeteksi bagaimana dinamika kelompok-kelompok kecil itu. “Pendekatan keamanan itu tetap perlu dilakukan terhadap sisa-sisa potensi kekerasan yang masih ada di daerah,” kata dia.

Selain itu, lanjut Najib, harus dilakukan langkah-langkah yang lebih menyeluruh dan mendasar dari sekedar pendekatan-pendekatan keamanan tadi. “Ini bisa dilihat sebagai bagian dari strategi transformasi sosial,” Najib menjelaskan.

Menurut Najib, strategi transformasi sosial ini dalam arti proses-proses sosial yang semakin melemahkan atau bahkan menghilangkan akar-akar yang bisa menimbulkan terjadinya konflik di masyarakat. Akar-akar penyebab konflik itu bisa bermacam-macam, mulai dari ketimpangan sosial, kemiskinan atau kelompok yang termarginalisasi.

Selain itu, harus ada pendekatan yang lain, misalnya pendekatan kultural yang dilakukan secara intensif melalui dialog-dialog keagamaan, dan dialog kultural dengan masyarakat untuk membentengi masyarakat dari provokasi dan hal-hal yang bisa memicu konflik.

“Aspek-aspek yang berorientasi pada pembangunan dengan kohesi sosial dimana dulunya pernah terkoyak oleh konflik, harus dibangun kembali. Membangun kembali hubungan-hubungan dengan kelompok, seperti saling percaya antarmasyarakat,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar