Senin, 11 Februari 2013

Jika Negara Kuat, Gerakan Radikal Berbasis Apapaun Pasti Melemah


Aktivis LKiS Hairus Salim mengatakan, radikalisme merupakan reaksi atas modernitas. Rumitnya kehidupan modern dalam persepsi kelompok radikal itu lalu dianggap masuk ke agama. “Modernitas kan paradok sekali, menawarkan banyak hal, mulai baik-buruk, kiri-kanan, atas-bawah. Sebagai reaksinya, kemudian kelompok ini lari ke agama sebagai solusi,” kata Salim pada Lazuardi Birru.

Menurut Salim, kelompok radikal ini mempertentangkan antara agama dengan modernitas, agama dianggap sebagai solusi. “Sampai di sini kita harus melihat sebagai reaksi modernitas. Penamaan banyak sekali, ada yang fundamentalis, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Salim mengatakan, hal itu tidak bisa dihapuskan, namun hukum yang kuat bisa membatasi mereka untuk berbuat tidak bisa lebih dari yang mereka inginkan. Menurut dia, hukum yang tidak kuat, bisa membuat mereka melakukan banyak hal, seperti memaksa, mengancam, dan menyerang.

Lebih lanjut Salim mengatakan, jika negara kuat, gerakan radikal berbasis apapaun itu melemah. Tapi kalau negara lemah, gerakan radikal atau apapun yang non negara, berbasis apapun biasanya menguat, masyarakat sipil menguat juga termasuk gerakan radikal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar