Jumat, 15 Februari 2013

Kelompok Intoleran Telah Merongrong NKRI


Sebagai nation-state yang dibangun di atas kebhinnekaan, setidaknya Indonesia sudah menunjukkan pada dunia internasional sebagai negara yang sukses mengakomodir pelbagai kelompok dan kepentingan yang beragam. Karena itu, sudah selayaknya prestasi bangsa ini dipertahankan.

Namun bukan berarti kesuksesan itu berjalan mulus. Banyak tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini dalam mengawal keberagaman dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu rongrongan itu datang dari kelompok intoleran yang kerap melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Karena ulah kelompok intoleran ini, kemajemukan yang menjadi ciri khas bangsa ini terancam. Bahkan kelompok intoleran ini sudah merongrong NKRI.

Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Qodrunnada Wahid membenarkan hal itu. Menurut dia, kelompok intoleran ini telah merongrong keutuhan NKRI. “Mereka telah merongrong NKRI. Ada pemikiran Gus Dur yang beliau ungkapkan di salah satu tulisannya. Beliau menulis bahwa Indonesia dibangun dari keberagaman. Kalau tidak ada keberagaman itu, berarti tidak akan ada Indonesia,” kata Alissa pada Lazuardi Birru.

Menurut dia, tahun 1945 itu adalah kesepakatan dari pelbagai elemen yang ingin bersama-sama memerdekakan diri. Artinya, kata Alissa, kalau tidak ada keberagaman, tidak akan ada Indonesia, yang ada hanya Keraton Ngayogyakarta, Negara Pasundan, Republik Federal Sumatra, Republik Maluku Selatan, dan lain-lain. “Tapi karena waktu itu mereka bersepakat untuk membangun satu bangsa, satu negara, maka jadilah Indonesia,” imbuhnya.

Lebih jauh Alissa mengatakan, di negara Indonesia ini tidak ada entitas yang lebih tinggi. Bukan Republik Jawa, kemudian yang lain ikut, atau bukan Suku Bangsa Melayu, lalu yang lain ikut. “Kita tidak punya daratan Indonesia, adanya Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan lain sebagainya yang sepakat menyebut dirinya sebagai Negara Indonesia. Artinya kalau sekarang ada yang menawarkan ideologi yang berbeda untuk bangsa kita, maka sebenarnya itu meniadakan Indonesia,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar